Hari ini hari pertama aku masuk SMA
Harapan Bangsa, salah satu SMA terbaik di kotaku. Untuk masuk saja tidak mudah,
pada tahap awal aku mendaftar dan di seleksi nilai raport ku, seleksi kedua tes
IQ atau Intelegent Question, setelah lolos seleksi kedua aku pun mengikuti tes
terakhir yaitu tes wawancara. Tes wawancaranya pun tidak hanya dua bahasa tapi
ada 3 bahasa yaitu bahasa inggris, bahasa mandarin, dan bahasa jerman. Bukan
hal yang mudah kan?
***
“Ceceee”
teriak seseorang yang setiap hari ku dengar suaranya.
“iya iya
bentar” teriakku sambil menali sepatu. Steven, sahabat ku sejak kecil yang
selalu bersedia menjadi jasa antar jemput, hehe bukan deng. Dia memang sahabat yang
selalu menjemputku untuk berangkat sekolah bersama maupun main bersama.
Aku pamit ke
mama dan papa kemudian membonceng di sepeda polygon milik steven. Selain jarak
rumah kami dekat dengan sekolah, naik sepeda bisa menyehatkan dan juga hemat
ongkos,hehe. Kami menempuh perjalanan
kurang lebih 5 menit. Sesampainya di sekolah sudah ada kakak OSIS yang menunggu
di depan gerbang, entah untuk mengajak berkenalan atau mengatur lalu lintas
seperti satpam sekolah,hihi.
Aku melihat
pandangan sinis mengarah kepada kami. Benar. Mereka mendatangi kami dan
men-judge kami.
“o o o..
baru hari pertama aja udah ada yang belagu berangkat sekolah berduaan sama
pacar” ujar seorang cewe berbehel yang ku kira dia ketua OSIS
“kami nggak
pacaran kok kak” jelas steven
“ngga
pacaran gimana? Berangkat berdua mesra gini bukan pacaran? Oke kalian ikut aku
sampai upacara pembukaan MOS nanti”
Walaupun sudah dijelaskan kalau aku
bukan pacar melainkan sahabat steven, dia tetap nggak percaya. Kami pun
mengikuti kakak OSIS itu hingga upacara pembukaan mos selesai tapi siswa kelas
X belum bubar. Kakak OSIS itu menuju ke tengah lapangan dan mengambil microfon,
sedangkan kami masih di deretan tiang bendera.
“selamat pagi para peserta MOS
2014” sapa kakak itu
“pagi” jawab siswa kelas X dengan
kompak
“Baiklah, kakak disini akan
memperkenalkan pasangan romeo juliet versi SMA harapan bangsa, dia adalah
cempaka dan Steven. Mereka sudah pacaran di hari pertama MOS. Sekolah itu
tempat cari ilmu bukan tempat berpacaran. Niat kalian ke sekolah untuk pacaran
apa untuk sekolah? Ini salah satu contoh, jadi yang lain dari kalian kalo ada
yang pacaran dari sekolah lihat aja nanti, kalian paham?” jelas kakak itu to
the point.
“Jelas kak” jawab mereka serempak.
***
Sesampai dirumah, aku langsung
masuk kamar dan mengunci pintu, aku sebel hari ini. Sebel,benci, kecewa, malu
jadi satu. Arghhh.
“Kamu kenapa sayang? Pulang sekolah
kok nggak salam, nggak makan tau tau masuk kamar? Ada masalah?” Tanya mama
Aku masih terdiam. “cerita aja
sayang, siapa tau mama bisa bantu” ucap mama lagi
Aku membukakan pintu dan kembali duduk
lagi di kasur.
“Aku sebal hari pertama sekolah,
yang aku kira hari pertama SMA itu seru, menyenangkan, tapi buktinya tidak. Aku
sebel hari ini, aku nggak pacaran sama steven, tapi semua kakak OSIS mengira
aku pacaran. Apa setiap cowo dan cewe yang jalan berdua selalu pacaran? “
gerutuku pada mama
“mungkin mereka nggak tau yang
sebenarnya sayang, jadi mereka menuduh kamu. Kamu memang bukan pacarnya steven
kan kan? Kalau bukan yasudah kamu nggak usah marah gitu” respon mama
“Tapi maaa...”
“sudah lah sayang, nggak usah
dipikir, kamu istirahat aja”
***
Hari ini
hari kedua MOS aku berangkat diantar mama karena takut dipergokin ketua OSIS
yang judes itu. Hari ini pembagian kelas, di sekolah baruku setiap siswa bisa
memilih pelajaran yang diminati, aku memilih masuk kelas kesenian karena aku
memang suka melukis dan bermain musik. Hari senin sampai selasa aku masuk kelas
pokok seperti matematika, ipa, b.ing, b.indonesia. Hari rabu sampai jum’at aku
masuk kelas musik, melukis, teater, vokal dan fotografi, sedangkan hari sabtu
semua siswa hanya mengikuti ekstrakulikuler yang dipilih.
***
Hari ini
jadwalku masuk kelas musik, aku belum kenal siapa saja yang masuk kelas musik,
semua bangku penuh dan hanya tersisa satu bangku disamping cowo berkacamata.
Mau nggak mau aku harus duduk di kursi itu.
“permisi,
aku boleh duduk disini?” tanyaku
“boleh,toh
ini punya sekolah bukan punya kakekku” jawabnya dengan nada cuek
“makasih,
aku Cempaka, panggil aja cece” aku memulai berkenalan
“aku juga
tau kalau namamu cempaka, di nametag-mu
kan ada” jawabnya dengan cuek lagi.
“oiya hehe,
kamu juga suka musik?” tanyaku lagi
“ya iyalah,
kalau aku gak suka musik ngapain juga aku masuk kelas musik” jawabnya dengan
cuek lagi. Aku nggak bisa nahan jengkelku, udah diramah-ramahin, eh malah buat
orang emosi. Miss Eliana masuk kelas musik, mempersilahkan masing-masing siswa
berkenalan di depan kelas dan menunjukkan ketrampilan bermain alat musik satu
persatu.
***
Sepulang
sekolah aku menceritakan hal itu pada steven. Entah kenapa aku punya perasaan
yang berbeda tiap kali melihat Julian, cowo berkacamata tadi. Aku merasakan ada
sesuatu yang aku kagumi dari dia, entah apanya aku juga tak tahu. Walaupun dia
cuek tapi itu yang membuat dia berbeda dengan yang lainnya. Kalau cowo lain
setiap aku ajak bicara atau minta tolong pasti sok jaim, caper,dan lain
sebagainya.
Kata steven
dia teman satu kelas steven saat pelajaran bola basket. Hah? selain anak
kesenian dia juga anak olahraga, kurang keren apa coba. Dia dipilih menjadi
ketua kelas bola basket dan ada kemungkinan dia juga menjadi kapten bola basket
di sekolah ini. My God.. aku tambah kagum sama dia, kapten basket, anak musik,
jangan jangan dia juga anak sastra, jadi kemungkinan kita sekelas lagi,itu
hanya harapanku.
***
Minggu ini
waktunya Ujian Kenaikan kelas, untuk sekolahku ujian tidak hanya ujian tulis,
tapi juga ujian praktek. Hari ini aku diajak belajar bersama di rumah Julian. Untuk
pertama kali aku keluar rumah sama cowok selain Steven, dan cowo itu cowo
idamanku. My God, ini terasa seperti mimpi, demi apa aku diajak belajar bersama
sama Julian.
Dengan kaos
polos yang dipercantik rompi dan celana levis tiga perempat, aku berangkat
menuju rumah Julian, sesampainya disana aku langsung masuk ke taman belakang
rumah Julian yang terdapat kolam renang dan tempat untuk santai ditemani
pemandangan taman bunga yang tiap hari dirawat mama. Rumah Julian terlihat
sepi, aku hanya melihat satu satpam dan dua orang pembantu saja.
Aku mulai belajar dengan Julian,
kami saling membantu apabila ada hal yang tidak dimegerti. 2 jam telah kita
lalui, aku dan Julian istirahat sebentar, Julian megambil gitar dan mulai menyanyikan
lagu mine, suaranya lembut menggetarkan hati. Waktu itu julian mengungkapkan
perasaannya dan kami resmi jadian.
Sejak itu aku dan julian sering
berangkat dan pulang sekolah bareng, sering main ke taman kota, mall, toko buku
dan nonton di bioskop bareng. Kami tidak hanya bermain, tapi kami juga sering
belajar bersama. Awal kenalan sih aku memang mengenal julian sebagai sosok yang
cuek,tapi saat ini dia sangat romantis,hehe.
***
Hari ini H-1 ulang tahunku. Aku
tidak melihat Julian di sekolah, dia juga tidak menjemputku pagi tadi. Aku
sudah curiga dengan gerak gerik Julian, entah mengapa dia jadi jarang main ke
rumahku, jarang telfon bahkan sms aja jarang. Aku Galau! Gimana nggak galau
coba, aku sama Julian sudah pacaran hampir 8 bulan, kita gak pernah berantem
sama sekali, kita juga saling kasih kabar. Tapi tidak untuk sekarang. Julianaaa,,
why you have changed? L
Siang ini aku janjian keluar sama
steven untuk mempersiapkan pesta ulang tahunku besok. Kami pergi ke salah satu
mall di kotaku. Memang beda rasanya jalan sama pacar dan sama sahabat. Aku dan
steven seru-seruan bareng, kita beli perlengkapan, main di zone 2000, masuk ke
tempat fitness, makan di cafe terenak dan murah*hihi,karaokean bareng dan yang
paling konyol kita masuk ke arena penitipan anak. Aku juga gak tau kenapa Steven
mengajakku pergi ke tempat ini, dan kami dikira mau mengambil anak kami. Apakah
wajah kami cukup umur untuk memliliki seorang anak?-_-
Setelah cukup puas, kami pergi ke
toko buku, gak ada niat buat beli buku sih, Cuma baca baca aja, lumayan kan
gratis,hehe. Pandangan steven menuju ke arah barat, steven bengong untuk
beberapa saat.
“hei stev, ngapain kamu bengong?
Hati hati kesambet loh” ledekku
“Ce,ituu..itu bukannya Julian sama
Grace ya?” ujar Steven
“mana? Masa sih? Mungkin kamu salah
orang.”
“Benar itu Julian. Yasudah gak usah
dipikir, ayo kita pulang”
***
Malamnya ketika sudah selesai
menghias ruang tamu untuk pesta sweet seventeen-ku besok, aku sms Julian.
Julian sayang, apa kabar? Kok gak ada kabar sih? Aku kangen tau, kangen
bawelan mu hehe. Sayang, kamu inget gak
besok hari apa? Dateng ya ke rumahku jam 4 sore. See you :*
Tapi Julian nggak membalas smsku,
aku tunggu sampe pagi, dia juga tidak bales smsku. Besoknya, di sekolah aku
melihat julian dan mendekatinya, dia malah buang muka dan lari. Yaampun Jul..kamu
kenapa sih?
***
Sore ini menunjukkan pukul 4, teman
temanaku sudah mengumpul di ruang tamu rumahku, tapi aku tidak melihat Julian
sama sekali. Mungkin dia telat atau akan memberiku kejutan. Hingga acara
selesai, Julian tak kunjung sampai.
Hpku berdering, tandanya ada sms.
Aku segera membuka dan itu dari Julian.
Ce, maaf ya aku gak bisa dateng di pesta sweet seventeen-mu, aku gak
ngabarin kamu akhir-akhir ini, maaf aku gak angkat telfonmu, maaf kalo aku gak
bales smsmu. Maaf juga aku buang muka
ketika kamu mendekatiku, maaf banget. Aku mau ngucapin Happy Birthday Cece,
semoga tambah cantik, tambah pinter, tambah dewasa, tambah sukses, semoga kamu
bisa nyari yang lebih baik dari aku. Ce, mungkin ini sms terakhirku, aku harus pergi
ke inggris untuk melanjutkan sekolahku. Oh iya hubungan kita juga harus
berakhir karena papa ingin aku pacaran sama Grace, anak teman baiknya papa. Bye
Ce, kamu gak boleh nangis, kamu harus semangat, aku sudah pesan ke Steven untuk
jagain kamu. I’ll miss you cece ({})
Aku langsung pergi ke luar kamarku
menuju ke balkon rumah atas, aku nangis, aku meluapkan semua perasaan hatiku.
“aku kecewa, aku benci,aku sebel,
sebel,sebel, ternyata cowo yang aku sayang pergi begitu saja dengan mudah. Dia
juga hanya pamitan lewat sms. Dasar cowok pengecut! Aku benci! Benci Julian”
“sabar ce, mungkin ini udah takdir
Tuhan buat kamu, biar kamu bisa lebih baik. Ce, maaf aku bukannya ikut campur,
aku sudah sering melihat Julian jalan bareng sama Grace. Aku menutupinya karena
aku nggak mau buat kamu sedih, maaf ce” Steven datang.
“Steven?” aku langsung memeluknya
dan menangis di pelukan Steven.
“Stev, apa semua cowok begitu? Dia
seenaknya membuat cewek sayang sama dia, tapi dia seenaknya meninggalkan cewek
juga. Gak punya perasaan banget ya cowok. Kenapa Julian harus begitu stev? Aku
udah terlanjur sayang banget sama dia tapi dia ninggalin aku begitu saja”
“sudah lah Ce, masih banyak orang
yang sayang sama kamu.Gak ada Julian, aku juga bisa kok jadi penggantinya”
“maksud kamu?” tanyaku
“Iya Ce, aku sayang kamu. Sayang
lebih dari sahabat. Kalo kamu masih keinget Julian, gak papa kok aku mau
menunggu sampai kapanpun.”ungkap Steven menenangkan hati.
“makasih Stev” ujarku
Minta sarannya dong, maklum baru pemula. Oiya maaf aku menghilang hampir setengah tahun Soalnya aku lagi sibuk,hehe. yang punya saran komen aja ya, thank youu ;;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar