Jumat, 20 Juni 2014

The Reality *versi percobaan*



Hari ini hari pertama aku masuk SMA Harapan Bangsa, salah satu SMA terbaik di kotaku. Untuk masuk saja tidak mudah, pada tahap awal aku mendaftar dan di seleksi nilai raport ku, seleksi kedua tes IQ atau Intelegent Question, setelah lolos seleksi kedua aku pun mengikuti tes terakhir yaitu tes wawancara. Tes wawancaranya pun tidak hanya dua bahasa tapi ada 3 bahasa yaitu bahasa inggris, bahasa mandarin, dan bahasa jerman. Bukan hal yang mudah kan?
                                                            ***
            “Ceceee” teriak seseorang yang setiap hari ku dengar suaranya.
            “iya iya bentar” teriakku sambil menali sepatu. Steven, sahabat ku sejak kecil yang selalu bersedia menjadi jasa antar jemput, hehe bukan deng. Dia memang sahabat yang selalu menjemputku untuk berangkat sekolah bersama maupun main bersama.
            Aku pamit ke mama dan papa kemudian membonceng di sepeda polygon milik steven. Selain jarak rumah kami dekat dengan sekolah, naik sepeda bisa menyehatkan dan juga hemat ongkos,hehe. Kami  menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit. Sesampainya di sekolah sudah ada kakak OSIS yang menunggu di depan gerbang, entah untuk mengajak berkenalan atau mengatur lalu lintas seperti satpam sekolah,hihi.
            Aku melihat pandangan sinis mengarah kepada kami. Benar. Mereka mendatangi kami dan men-judge kami.
            “o o o.. baru hari pertama aja udah ada yang belagu berangkat sekolah berduaan sama pacar” ujar seorang cewe berbehel yang ku kira dia ketua OSIS
            “kami nggak pacaran kok kak” jelas steven
            “ngga pacaran gimana? Berangkat berdua mesra gini bukan pacaran? Oke kalian ikut aku sampai upacara pembukaan MOS nanti”
Walaupun sudah dijelaskan kalau aku bukan pacar melainkan sahabat steven, dia tetap nggak percaya. Kami pun mengikuti kakak OSIS itu hingga upacara pembukaan mos selesai tapi siswa kelas X belum bubar. Kakak OSIS itu menuju ke tengah lapangan dan mengambil microfon, sedangkan kami masih di deretan tiang bendera.
“selamat pagi para peserta MOS 2014” sapa kakak itu
“pagi” jawab siswa kelas X dengan kompak
“Baiklah, kakak disini akan memperkenalkan pasangan romeo juliet versi SMA harapan bangsa, dia adalah cempaka dan Steven. Mereka sudah pacaran di hari pertama MOS. Sekolah itu tempat cari ilmu bukan tempat berpacaran. Niat kalian ke sekolah untuk pacaran apa untuk sekolah? Ini salah satu contoh, jadi yang lain dari kalian kalo ada yang pacaran dari sekolah lihat aja nanti, kalian paham?” jelas kakak itu to the point.
“Jelas kak” jawab mereka serempak.
                                                ***
Sesampai dirumah, aku langsung masuk kamar dan mengunci pintu, aku sebel hari ini. Sebel,benci, kecewa, malu jadi satu. Arghhh.
“Kamu kenapa sayang? Pulang sekolah kok nggak salam, nggak makan tau tau masuk kamar? Ada masalah?” Tanya mama
Aku masih terdiam. “cerita aja sayang, siapa tau mama bisa bantu” ucap mama lagi
Aku membukakan pintu dan kembali duduk lagi di kasur.
“Aku sebal hari pertama sekolah, yang aku kira hari pertama SMA itu seru, menyenangkan, tapi buktinya tidak. Aku sebel hari ini, aku nggak pacaran sama steven, tapi semua kakak OSIS mengira aku pacaran. Apa setiap cowo dan cewe yang jalan berdua selalu pacaran? “ gerutuku pada mama
“mungkin mereka nggak tau yang sebenarnya sayang, jadi mereka menuduh kamu. Kamu memang bukan pacarnya steven kan kan? Kalau bukan yasudah kamu nggak usah marah gitu” respon mama
“Tapi maaa...”
“sudah lah sayang, nggak usah dipikir, kamu istirahat aja”
                                                ***
Hari ini hari kedua MOS aku berangkat diantar mama karena takut dipergokin ketua OSIS yang judes itu. Hari ini pembagian kelas, di sekolah baruku setiap siswa bisa memilih pelajaran yang diminati, aku memilih masuk kelas kesenian karena aku memang suka melukis dan bermain musik. Hari senin sampai selasa aku masuk kelas pokok seperti matematika, ipa, b.ing, b.indonesia. Hari rabu sampai jum’at aku masuk kelas musik, melukis, teater, vokal dan fotografi, sedangkan hari sabtu semua siswa hanya mengikuti ekstrakulikuler yang dipilih.
                                                ***
Hari ini jadwalku masuk kelas musik, aku belum kenal siapa saja yang masuk kelas musik, semua bangku penuh dan hanya tersisa satu bangku disamping cowo berkacamata. Mau nggak mau aku harus duduk di kursi itu.
“permisi, aku boleh duduk disini?” tanyaku
“boleh,toh ini punya sekolah bukan punya kakekku” jawabnya dengan nada cuek
“makasih, aku Cempaka, panggil aja cece” aku memulai berkenalan
“aku juga tau kalau namamu cempaka, di nametag-mu kan ada” jawabnya dengan cuek lagi.
“oiya hehe, kamu juga suka musik?” tanyaku lagi
“ya iyalah, kalau aku gak suka musik ngapain juga aku masuk kelas musik” jawabnya dengan cuek lagi. Aku nggak bisa nahan jengkelku, udah diramah-ramahin, eh malah buat orang emosi. Miss Eliana masuk kelas musik, mempersilahkan masing-masing siswa berkenalan di depan kelas dan menunjukkan ketrampilan bermain alat musik satu persatu.
                                                ***
Sepulang sekolah aku menceritakan hal itu pada steven. Entah kenapa aku punya perasaan yang berbeda tiap kali melihat Julian, cowo berkacamata tadi. Aku merasakan ada sesuatu yang aku kagumi dari dia, entah apanya aku juga tak tahu. Walaupun dia cuek tapi itu yang membuat dia berbeda dengan yang lainnya. Kalau cowo lain setiap aku ajak bicara atau minta tolong pasti sok jaim, caper,dan lain sebagainya.
Kata steven dia teman satu kelas steven saat pelajaran bola basket. Hah? selain anak kesenian dia juga anak olahraga, kurang keren apa coba. Dia dipilih menjadi ketua kelas bola basket dan ada kemungkinan dia juga menjadi kapten bola basket di sekolah ini. My God.. aku tambah kagum sama dia, kapten basket, anak musik, jangan jangan dia juga anak sastra, jadi kemungkinan kita sekelas lagi,itu hanya harapanku.
                                                ***
Minggu ini waktunya Ujian Kenaikan kelas, untuk sekolahku ujian tidak hanya ujian tulis, tapi juga ujian praktek. Hari ini aku diajak belajar bersama di rumah Julian. Untuk pertama kali aku keluar rumah sama cowok selain Steven, dan cowo itu cowo idamanku. My God, ini terasa seperti mimpi, demi apa aku diajak belajar bersama sama Julian.
Dengan kaos polos yang dipercantik rompi dan celana levis tiga perempat, aku berangkat menuju rumah Julian, sesampainya disana aku langsung masuk ke taman belakang rumah Julian yang terdapat kolam renang dan tempat untuk santai ditemani pemandangan taman bunga yang tiap hari dirawat mama. Rumah Julian terlihat sepi, aku hanya melihat satu satpam dan dua orang pembantu saja.
Aku mulai belajar dengan Julian, kami saling membantu apabila ada hal yang tidak dimegerti. 2 jam telah kita lalui, aku dan Julian istirahat sebentar, Julian megambil gitar dan mulai menyanyikan lagu mine, suaranya lembut menggetarkan hati. Waktu itu julian mengungkapkan perasaannya dan kami resmi jadian.
Sejak itu aku dan julian sering berangkat dan pulang sekolah bareng, sering main ke taman kota, mall, toko buku dan nonton di bioskop bareng. Kami tidak hanya bermain, tapi kami juga sering belajar bersama. Awal kenalan sih aku memang mengenal julian sebagai sosok yang cuek,tapi saat ini dia sangat romantis,hehe.
                                                ***
Hari ini H-1 ulang tahunku. Aku tidak melihat Julian di sekolah, dia juga tidak menjemputku pagi tadi. Aku sudah curiga dengan gerak gerik Julian, entah mengapa dia jadi jarang main ke rumahku, jarang telfon bahkan sms aja jarang. Aku Galau! Gimana nggak galau coba, aku sama Julian sudah pacaran hampir 8 bulan, kita gak pernah berantem sama sekali, kita juga saling kasih kabar. Tapi tidak untuk sekarang. Julianaaa,, why you have changed? L
Siang ini aku janjian keluar sama steven untuk mempersiapkan pesta ulang tahunku besok. Kami pergi ke salah satu mall di kotaku. Memang beda rasanya jalan sama pacar dan sama sahabat. Aku dan steven seru-seruan bareng, kita beli perlengkapan, main di zone 2000, masuk ke tempat fitness, makan di cafe terenak dan murah*hihi,karaokean bareng dan yang paling konyol kita masuk ke arena penitipan anak. Aku juga gak tau kenapa Steven mengajakku pergi ke tempat ini, dan kami dikira mau mengambil anak kami. Apakah wajah kami cukup umur untuk memliliki seorang anak?-_-
Setelah cukup puas, kami pergi ke toko buku, gak ada niat buat beli buku sih, Cuma baca baca aja, lumayan kan gratis,hehe. Pandangan steven menuju ke arah barat, steven bengong untuk beberapa saat.
“hei stev, ngapain kamu bengong? Hati hati kesambet loh” ledekku
“Ce,ituu..itu bukannya Julian sama Grace ya?” ujar Steven
“mana? Masa sih? Mungkin kamu salah orang.”
“Benar itu Julian. Yasudah gak usah dipikir, ayo kita pulang”
                                                ***
Malamnya ketika sudah selesai menghias ruang tamu untuk pesta sweet seventeen-ku besok, aku sms Julian.
Julian sayang, apa kabar? Kok gak ada kabar sih? Aku kangen tau, kangen bawelan mu hehe. Sayang,  kamu inget gak besok hari apa? Dateng ya ke rumahku jam 4 sore. See you :*
Tapi Julian nggak membalas smsku, aku tunggu sampe pagi, dia juga tidak bales smsku. Besoknya, di sekolah aku melihat julian dan mendekatinya, dia malah buang muka dan lari. Yaampun Jul..kamu kenapa sih?
                                                ***
Sore ini menunjukkan pukul 4, teman temanaku sudah mengumpul di ruang tamu rumahku, tapi aku tidak melihat Julian sama sekali. Mungkin dia telat atau akan memberiku kejutan. Hingga acara selesai, Julian tak kunjung sampai.
Hpku berdering, tandanya ada sms. Aku segera membuka dan itu dari Julian.
Ce, maaf ya aku gak bisa dateng di pesta sweet seventeen-mu, aku gak ngabarin kamu akhir-akhir ini, maaf aku gak angkat telfonmu, maaf kalo aku gak bales smsmu. Maaf  juga aku buang muka ketika kamu mendekatiku, maaf banget. Aku mau ngucapin Happy Birthday Cece, semoga tambah cantik, tambah pinter, tambah dewasa, tambah sukses, semoga kamu bisa nyari yang lebih baik dari aku. Ce, mungkin ini sms terakhirku, aku harus pergi ke inggris untuk melanjutkan sekolahku. Oh iya hubungan kita juga harus berakhir karena papa ingin aku pacaran sama Grace, anak teman baiknya papa. Bye Ce, kamu gak boleh nangis, kamu harus semangat, aku sudah pesan ke Steven untuk jagain kamu. I’ll miss you cece ({})
Aku langsung pergi ke luar kamarku menuju ke balkon rumah atas, aku nangis, aku meluapkan semua perasaan hatiku.
“aku kecewa, aku benci,aku sebel, sebel,sebel, ternyata cowo yang aku sayang pergi begitu saja dengan mudah. Dia juga hanya pamitan lewat sms. Dasar cowok pengecut! Aku benci! Benci Julian”
“sabar ce, mungkin ini udah takdir Tuhan buat kamu, biar kamu bisa lebih baik. Ce, maaf aku bukannya ikut campur, aku sudah sering melihat Julian jalan bareng sama Grace. Aku menutupinya karena aku nggak mau buat kamu sedih, maaf ce” Steven datang.
“Steven?” aku langsung memeluknya dan menangis di pelukan Steven.
“Stev, apa semua cowok begitu? Dia seenaknya membuat cewek sayang sama dia, tapi dia seenaknya meninggalkan cewek juga. Gak punya perasaan banget ya cowok. Kenapa Julian harus begitu stev? Aku udah terlanjur sayang banget sama dia tapi dia ninggalin aku begitu saja”
“sudah lah Ce, masih banyak orang yang sayang sama kamu.Gak ada Julian, aku juga bisa kok jadi penggantinya”
“maksud kamu?” tanyaku
“Iya Ce, aku sayang kamu. Sayang lebih dari sahabat. Kalo kamu masih keinget Julian, gak papa kok aku mau menunggu sampai kapanpun.”ungkap Steven menenangkan hati.
“makasih Stev” ujarku

Minta sarannya dong, maklum baru pemula. Oiya maaf aku menghilang hampir setengah tahun Soalnya aku lagi sibuk,hehe. yang punya saran komen aja ya, thank youu ;;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

THIS ME!

Namaku Aliya Widi Rafian, ini blog ku hanya untuk seru-seruan aja. Jadi buat kalian yang gak suka sama blogku gak usah baca. Kalo kalian suka sama postingan ku atau ada saran, silahkan komen aja biar blogku jadi lebih baik ;)